Pengalaman Saya Menabung di BRI Syariah
Sabtu, 08 September 2018
Berikan Komentar
Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh
Segala puji hanya milik Allah Swt. dan sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad Saw., Keluarga, Sahabat, dan seluruh umatnya begitu juga salam sejahtera semoga terlimpahkan kepada semua pembaca artikel ini.
Pada kesempatan ini saya akan membagikan pengalaman saya menabung di BRIS atau BRI Syariah. Pengalaman yang saya berikan adalah murni dari hasil pengalaman saya tanpa ada campuran dari pihak manapun, dengan ini saya mulai pengalaman saya mulai dari awal membuka rekening, suka duka, hingga sampai saat ini.
Daftar Isi
Adapun latar belakang penulisan artikel ini karena banyaknya isu-isu yang beredar tentang pengalaman menggunakan BRI Syariah, baik itu yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Dengan adanya artikel ini saya harap para pembaca yang berniat membuka rekening bank Syariah secara umumnya terdorong untuk merealisasikan niatnya tersebut.
Latar belakang membuka rekening di BRI Syariah
Pengalaman ini dimulai ketika saya hendak kuliah pada tahun 2013, dimana pada saat itu saya kuliah lumayan jauh sehingga untuk pengiriman uang kuliah dan uang keperluan saya waktu itu membutuhkan rekening bank. Ketika itu orang tua saya merekomendasikan saya untuk membuka rekening di Bank Syariah dengan alasan
[Kembali ke daftar isi]
- Di Bank Syariah tidak ada istilah bunga
- Tidak ada biaya administrasi tiap bulannya
- Biasanya tidak ada biaya administrasi kartu ATM
[Kembali ke daftar isi]
Terpaksa membuka rekening di Bank konvensional
Setelah beberapa bulan berlalu menggunakan rekening BRI Syariah, saya mendapatkan kendala tentang masalah pengiriman. Dimana pada saat itu orang tua begitu juga saudara-saudaraku semua masih menggunakan Rekening Bank Konvensional yakni Bank BRI, yah Bank Konvensional satu ini memang bisa dikatakan Bank sejuta umat karena hampir semua di kampung saya bahkan saya yakin di semua daerah, bank ini paling banyak nasabahnya, sehingga pengiriman uang agak terkendala saat memasukkan kode bank dan adanya biaya administrasi pengiriman karena berbeda Bank. Karena alasan itu, saya pun juga harus membuka rekening yang sama dengan orang tua waktu itu. Sehingga setiap ada uang yang ditransfer ke rekening BRI, langsung saya pindahkan ke Rekening BRI Syariah.
Kecenderungan menggunakan Bank Konvensional dari pada Bank Syariah
Selang beberapa lama waktu berlalu, saya akhirnya cenderung menggunakan rekening BRI dari pada BRI Syariah. Karena pada saat itu BRI Syariah mengeluarkan kebijakan baru yakni memberlakukan tarif transaksi di mesin ATM kecuali di mesin ATM milik BRI Syariah sendiri, dimana sebelumnya gratis. Sedangkan untuk BRI jika dilihat mesin ATMnya menjamur dimana-mana, dan pada saat itu saya juga mulai membuka bisnis online kecil-kecilan dimana syarat membuka bisnis online mengharuskan aktif dalam hal transfer-transfer, oleh karena sebab ini saya akhirnya cenderung menggunakan BRI
Tarif yang diberlakukan BRI Syariah sebenarnya cukup murah dibandingkan biaya transaksi atm di bank lain, karena di BRI Syariah kita mendapatkan subsidi 50 persen dengan syarat mempunyai saldo Rp. 500.000 setelah transaksi. Akan tetapi karena status saya waktu itu masih seorang mahasiswa, sangat sulit untuk menyisihkan uang sebesar itu di rekening mengingat kebutuhan serta kiriman yang selalu pas-pasan tiap bulannya.
Cukup lama saya cenderung menggunakan rekening BRI dari pada BRI Syariah yakni hingga masa akhir kuliah saya. Terkadang disela waktu saya memikirkan nasib rekening BRI Syariah, apakah isi saldonya sudah habis atau rekening saya telah dinonaktifkan, sehingga saya tertarik untuk mengecek isi saldo rekening BRI Syariah di mesin ATM terdekat (Mesin ATM BNI), setelah saya cek ternyata isi saldonya tetap seperti terakhir saya tinggalkan padahal saya tidak pernah menyentuhnya selama beberapa tahun (rentang waktu kuliah selama 4 tahun). Karena masih aktif maka keesokan harinya saya mencetak buku rekening saya, setelah tercetak saya melihat ada banyak pengurangan yang bervariasi tidak sampai Rp. 5000 dengan waktu yang tidak teratur, dengan rasa penasaran saya tanyakan pengeluaran ini kepada teller bank, ternyata ini adalah biaya transaksi setiap kali saya mengecek dan transfer uang, lalu saya tanya lagi "kok gak terartur biaya transaksinya?", teller bank menjawab "jika saldo bapak masih ada Rp. 500.000 setelah transaksi maka dikenakan subsidi 50 persen, jika saldo setelah transaksi di bawah Rp. 500.000 maka akan dikenakan biaya transaksi normalnya." lebih lanjut informasi biaya transaksi atm BRI Syariah lihat disini.
Karena setiap transaksi BRI Syariah dikenakan tarif kecuali di mesin ATM milik BRI Syariah sendiri, dan jika kita lihat keadaan sekarang mesin ATM BRI Syariah masih sangat kurang, apabila hanya untuk pengecekan saldo atau melihat rekening koran (mutasi rekening) karena setiap pengecekan akan dikenakan tarif, maka saya sarankang agar membuat akun internet banking BRI Syariah.
[Kembali ke daftar isi]
[Kembali ke daftar isi]
Tarif yang diberlakukan BRI Syariah sebenarnya cukup murah dibandingkan biaya transaksi atm di bank lain, karena di BRI Syariah kita mendapatkan subsidi 50 persen dengan syarat mempunyai saldo Rp. 500.000 setelah transaksi. Akan tetapi karena status saya waktu itu masih seorang mahasiswa, sangat sulit untuk menyisihkan uang sebesar itu di rekening mengingat kebutuhan serta kiriman yang selalu pas-pasan tiap bulannya.
Cukup lama saya cenderung menggunakan rekening BRI dari pada BRI Syariah yakni hingga masa akhir kuliah saya. Terkadang disela waktu saya memikirkan nasib rekening BRI Syariah, apakah isi saldonya sudah habis atau rekening saya telah dinonaktifkan, sehingga saya tertarik untuk mengecek isi saldo rekening BRI Syariah di mesin ATM terdekat (Mesin ATM BNI), setelah saya cek ternyata isi saldonya tetap seperti terakhir saya tinggalkan padahal saya tidak pernah menyentuhnya selama beberapa tahun (rentang waktu kuliah selama 4 tahun). Karena masih aktif maka keesokan harinya saya mencetak buku rekening saya, setelah tercetak saya melihat ada banyak pengurangan yang bervariasi tidak sampai Rp. 5000 dengan waktu yang tidak teratur, dengan rasa penasaran saya tanyakan pengeluaran ini kepada teller bank, ternyata ini adalah biaya transaksi setiap kali saya mengecek dan transfer uang, lalu saya tanya lagi "kok gak terartur biaya transaksinya?", teller bank menjawab "jika saldo bapak masih ada Rp. 500.000 setelah transaksi maka dikenakan subsidi 50 persen, jika saldo setelah transaksi di bawah Rp. 500.000 maka akan dikenakan biaya transaksi normalnya." lebih lanjut informasi biaya transaksi atm BRI Syariah lihat disini.
Karena setiap transaksi BRI Syariah dikenakan tarif kecuali di mesin ATM milik BRI Syariah sendiri, dan jika kita lihat keadaan sekarang mesin ATM BRI Syariah masih sangat kurang, apabila hanya untuk pengecekan saldo atau melihat rekening koran (mutasi rekening) karena setiap pengecekan akan dikenakan tarif, maka saya sarankang agar membuat akun internet banking BRI Syariah.
[Kembali ke daftar isi]
Kembali menggunakan Bank Syariah
Suatu ketika, rejeki saya diluaskan oleh Allah swt., dimana biasanya saldo rekening selalu kering, sebaliknya pada masa akhir kuliah hingga saat ini saldo rekening saya bisa dikatakan Alhamdulillah melebihi dari yang saya cukupi untuk sehari-hari sehingga ada yang bisa disisihkan ke rekening.
Karena uang yang sudah bisa dikatakan jutaan hehe bukan bermaksud pamer, terkadang saya terkejut melihat bunga rekening saya yang bisa dikatakan boleh dipakai beli sesuatu, hingga saya berpikir dalam urusan agama ketidak bolehan memakan harta riba, karena menurut saya bunga adalah riba, karena kita mendapatkan sesuatu tanpa ada sebab usaha yang kita perbuat apalagi siapa tahu itu adalah uang bonus dari orang yang meminjam uang ke bank dan dimasukkan ke rekening kita. Intinya dalam kehidupan ini saya berusaha untuk tidak terlibat dengan sesuatu yang haram termasuk yang saya sebutkan di atas, apalagi ini bisa masuk dalam tubuh kita, bisa jadi ini kehidupan saya jadi tidak berkah.
Selanjutnya, karena Bank BRI memang terkenal dengan nasabah yang sangat banyak, terkadang antrian hanya untuk menyetor, menarik, dan mengirim uang di teller jadi sangat lama terkadang memakan waktu berjam.
Maka dengan kedua alasan tersebut saya berniat untuk kembali menggunakan rekening syariah saya yakni BRI Syariah.
Selanjutnya, karena Bank BRI memang terkenal dengan nasabah yang sangat banyak, terkadang antrian hanya untuk menyetor, menarik, dan mengirim uang di teller jadi sangat lama terkadang memakan waktu berjam.
Maka dengan kedua alasan tersebut saya berniat untuk kembali menggunakan rekening syariah saya yakni BRI Syariah.
[Kembali ke daftar isi]
Banyak isu-isu negatif yang beredar di internet terkait BRI Syariah
Sebelum saya menjalankan niat kembali ke BRI Syariah, saya mencoba untuk mengecek saldo rekening BRI Syariah saya satu kali lagi di Mesin ATM BRI dan ternyata saya tidak bisa melakukan pengecekan, akhirnya saya berpikir bahwa mungkin jaringan BRI Syariah sedang gangguan, lalu saya urungkan niat untuk kembali ke BRI Syariah pada hari itu, pada hari yang lain tepat 2 minggu setelah setelah pengecekan saldo yang pertama ternyata saya juga tidak bisa melakukan pengecekan. Karena masalah yang saya anggap janggal tersebut saya memutuskan untuk mencari di google tentang gangguan jaringan BRI Syariah dan ternyata benar, banyak yang mengeluhkan soal jaringan BRI Syariah yang gangguan. Karena permasalahan ini banyak dialami oleh nasabah BRI Syariah termasuk juga saya, maka saya langsung datang ke kantor cabang terdekat dan menanyakan permasalahan tersebut. Setelah menyampaikan keluhan, CS mengatakan bahwa dia menggunakan kartu ATM BRIS di mesin ATM BRI tidak ada masalah apa-apa, sehingga dia menyarankan saya untuk mencoba di mesin ATM BRI di tempat yang berbeda. Akhirnya saya mencoba mengecek saldo di mesin ATM BRI tempat yang lain dan ternyata bisa, karena saya belum yakin saya mencoba di beberapa tempat ternyata juga bisa.
Keesokan hari setelah pengecekan saldo di mesin ATM diberbagai tempat, akhirnya saya memantapkan niat untuk beralih kembali ke BRI Syariah dengan memindahkan semua saldo tabungan saya ke rekening Syariah tersebut, dan hingga saat ini saya menulis artikel masih tetap menggunakan BRI Syariah.
[Kembali ke daftar isi]
Keesokan hari setelah pengecekan saldo di mesin ATM diberbagai tempat, akhirnya saya memantapkan niat untuk beralih kembali ke BRI Syariah dengan memindahkan semua saldo tabungan saya ke rekening Syariah tersebut, dan hingga saat ini saya menulis artikel masih tetap menggunakan BRI Syariah.
[Kembali ke daftar isi]
Penutup dan Kesimpulan
Sebagai penutup dan juga sebagai kesimpulan, maka saya akan memberikan poin-poin terkait dengan pengalaman yang saya alami
- Apabila anda memperhatikan dari sisi agama untuk menghindari hal yang dilarang, maka saya sarankan untuk menggunakan Bank Syariah sebagai tempat menabung anda.
- Mesin ATM yang masih kurang di berbagai daerah, pastinya anda akan selalu membayar biaya transaksi di Mesin ATM lain, walau sebenarnya biaya transaksi BRI Syariah lebih murah dibandingkan bank lain. Untuk mengakali hal ini, saya sarankan untuk membuat akun Internet Banking BRI Syariah.
- Nasabah yang masih sedikit menjadikan bank ini sebagai poin plus karena anda tidak perlu mengantri lama jika ada keperluan di CS atau di Teller.
- Banyaknya isu negatif terkait jaringan BRI Syariah di internet membuat anda akan mengurungkan niat untuk membuka rekening di BRI Syariah. Sebagai saran, hendaknya anda lebih baik bertanya langsung ke CS dari pada mencari di internet karena bisa jadi banyaknya isu tersebut karena orang selalu mempublikasi ulang artikel tersebut. karena buktinya saya juga aman aja kok menggunakan kartu ATM BRI Syariah di mesin ATM manapun kecuali satu yang telah saya ceritakan di atas.
- Jika anda sudah mempunyai niat untuk membuka rekening bank syariah baik itu di bank manapun maka bulatkan tekad tersebut, karena itu adalah niat yang baik untuk menghindari larangan dalam syariat agama.
Wassalamu'alaikum Warohmatulloh Wa Barokatuh.
0 Komentar untuk "Pengalaman Saya Menabung di BRI Syariah"
Posting Komentar